

Mataram.- Penanganan Gempa Lombok Sumbawa dan Covid-19 menjadi topik pembelajaran bagi Provinsi lain di Indonesia, melalui media Virtual Zoom, Kepala Dinas Sosial NTB H. Ahsanul Khalik menjadi pembicara Nasional terkait penanganan Gempa dan Covid-19 di NTB, selain itu Pembina Tagana terbaik tahun 2018 tersebut memaparkan bagaimana memberdayakan tenaga sosial yang ada dalam memvalidasi data dimasyarakat sampai dengan pendistribusian JPS Gemilang tahap II yang saat ini rampung 100%.
Keberhasilan NTB dalam menghadapi bencana alam maupun non alam diapresiasi oleh peserta yang diikuti 50-an orang yang berasal dari berbagai Provinsi di Indonesia.

“Dalam penanganan Covid 19 di NTB, semua pilar partisipasi kita gerakkan seperti Tagana, Pendamping PKH, Tenaga Pelopor Perdamaian, TKSK, PSM dan Pengurus ORSOS lainnya.” Ungkap Ahsanul Khalik.
Dalam pertemuan Virtual tersebut mantan Kalak BPBD tersebut lebih banyak membuka tanya jawab bagi peserta, seperti pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana strategi Dinas Sosial NTB termasuk Tagana dalam menghadapi masa transisi menuju New Normal.
“NTB sudah memulai dengan membuka tempat-tempat ibadah. Tagana juga diturunkan melakukan sosialisasi bagi masyarakat, bekerja sama dengan beberapa pihak terkait seperti PLN yang ikut dalam pembagian masker Bersama Sakti Peksos, kemudian LDP untuk anak-anak sekolah sedang berlangsung,” Jelas Ahsanul Khalik.
Peserta yang berasal dari Tasik menanyakan terkait sejauh mana pendataan DTKS dan non DTKS dalam mengatasi masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Sambil memberikan bantuan, sekalian melakukan pendataan, yang DTKS kami menurunkan Pendamping PKH dan TKSK dimasing-masing Wilayah, dan untuk yang Non DTKS adalah tugas dari Tagana untuk mendata. Untuk memadukan data kami sudah bekerja sama dengan BPKP untuk menghindari penerima dobel.” Ungkap Ahsanul Khalik.
Di akhir paparan Kepala Dinas Sosial NTB tersebut mengucapkan terima kasih kepada seluruh tagana di Indonesia yang telah membatu saat terjadi Gempa tahun 2018
“Terima kasih untuk Tagana seluruh Indonesia, pada saat Gempa Lombok 2018 lalu sudah banyak membantu dan berperan, sampai-sampai yang dari Jabar dan Jatim ada desa sendiri di Lombok hingga saat ini masih dikenang dan menjadi bagian yang sangat penting”. Tutupnya.