Disos Datangi Warga Miskin Loteng

PRAYA–Menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai anak yang terancam pendidikannya, Dinas Sosial Provinsi NTB langsung turun ke Lombok Tengah. Anak ini berasal dari keluarga miskin di Dusun Bilang Beke Desa Setanggor Kecamatan Praya.
“Iya setelah ada laporan, kami turun ke lapangan memastikan. Informasinya ada dua anak usia sekolah,” kata Sekretaris Dinas Sosial Provinsi NTB Hj Hermin, kemarin (20/6).
Setelah datang ke lokasi, sambungnya, dinas bertemu langsung dengan Inak Maini yang orang tua dua orang anak. Anaknya masing-masing, perempuan kelas III SD dan anak laki-lakinya kelas V SD.

Kepala Dinas Sosial H. Ahsanul Khalik, saat memberikan bantuan kepada warga

“Kondisi ekonominya memang perlu perhatian. Pendidikannya bisa terancam karena faktor ekonomi,” sambungnya.
Sekretaris Dinas yang datang juga bersama Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB H Ahsanul Khalik Kabid Linjamsos dan Kepala Seksi Perlindungan Sosial Bencana Sosial bersama Kabid Banjamsos Dinas Sosial Lombok Tengah dan Sekretaris Desa Setanggor.
Hermin menyebut, keluarga miskin ini tinggal di rumah satu petak dengan kondisi memprihatinkan. Kamar satu petak tidur dengan dua orang anaknya, bau amis dari perlengkapan kotor yang berserakan dan seadanya menjadi pemandangan yang cukup miris. Ini membutuhkan perhatian khusus. Tempat masak, tempat tidur dengan kondisi kotor dan jorok.
“Sesuai dengan ranah Dinas Sosial diberikan bantuan berupa pakaian sekolah untuk anak-anak, pakaian sehari-hari untuk sekeluarga, sarung, selimut, matras sebagai alas tidur dan peralatan dapur lengkap dengan perlengkapan kompor gas,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial H Ahsanul Khalik mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pegiat sosial dan aparat desa setempat untuk merehab rumah yang memprihatinkan ini. Rumah yang dihuni tidak sehat dan kurang layak untuk penghuninya.
“Usai lebaran akan ditindaklanjuti untuk rehabnya,” katanya.
Khalik menambahkan, terkait dengan pendidikan dua anak dari Inak Maini diakuinya perlu mendapat perhatian. Dengan orang tua tunggal yang bekerja sendiri, membuka peluang untuk kedua anak tersebut putus sekolah.
“Nanti akan kami koordinasikan dengan dinas terkait supaya anak ini diperhatikan. Dari pusat sendiri sudah ada kartu Indonesia pintar, jadi tidak perlu khawatir untuk biaya pendidikan,” imbuhnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *