Mataram–Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat H Amir Spd MM mengurai penentuan Komunitas Adat Terpecil (KAT) yang disambangi tidak bisa sembarangan. Dua KAT di Sumbawa dan satu KAT di Bima sudah terlebih dahulu melalui proses panjang.
“Hasil Pemetaan Sosial kemudian dilanjutkan dengan Penjajakan Awal (PA) dan Studi Kelayakan (SK) oleh Supervisor Pusat bersama Tim Persiapan Pelaksana Pemberdayaan KAT Provinsi dari unsur Dinas Sosial Provinsi, Akademisi, Bappeda, BPN, Dinas Kehutanan, Dinas Dikbud. PA dan SK dimaksudkan untuk memverifikasi dan memvalidasi data di lokasi KAT sebagai dasar penentuan kategori penanganannya,” kata Amir.
Dijelaskan, kategori satu ditangani selamat 3 tahun, kategori 2 ditangani 2 tahun, dan kategori 3 dirangani hanya satu tahun. Sesuai dengan kriteria, maka tidaklah mudah menuju lokasi KAT, karena harus melalui jalan setapak yang dilalui hanya dengan jalan kaki atau naik kuda.
“Terkadang juga dapat dijangkau dengan kendaraan yang memiliki kekhususan seperti memiliki gardan ganda,” sambungnya.
Selanjutnya, kata Amir, hasil PA SK dibahas dalam Semiloka daerah dan Semiloka Nasional dan kemudian diusulkan ke Kementerian Sosial untuk mendapat penanganan dan penganggaran tahun berikutnya. Tahun 2017, tiga lokasi KAT yang diberdayakan dengan Aggaran APBN, yaitu dua lokasi di Kabupaten Sumbawa, Dusun Gili Tapan, Desa Labu Sangoro, Kecamatan Maronge dan Dusun Sampar Kuang Rea, Desa Batu Rotok, Kecamatan Batu Lanteh, dan satu lokasi di Kabupaten Bima yaitu di Dusun Lareu, Desa Doridungga, Kecamatan Donggo.
“Pemberdayaan yang dilakukan sesuai dengan potensi yang ada di sekitar,” imbuhnya.
Amir menambahkan, bentuk pemberdayaannya yang dilakukan adalah dengan membangun rumah pemukiman yang sesuai dengan kondisi setempat, pemberian jaminan hidup, bimbingan dan penyuluhan sosial terpadu. Selanjutnya Dinas Sosial Provinsi NTB bersama Dinas Sosial Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima menyampaikan juga kepada instnsi terkait seperti PLN dan juga OPD lainnya.
“Tujuannya supaya bisa melakukan pemberdayaan kepada masyarakat,” pungkasnya.(*)
Memang butuh perjuangan lebih apabila kita mau menuju ke lokasi KAT, selain tantangan dari maayarakatnya tantangan dari kondisi alamnya tidak kalah pentingnya untuk kita lalui, semangat untuk Tim KAT. Kemaslahatan umat menjadi obat mujarab untuk kita mendapatkan kondisi tetap sehat.